Gini Ratio Kabupaten Gorontalo

Distribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan suatu daerah menentukan perubahan dan perbaikan dalam masyarakat. Pendapatan yang terdistribusi akan mengurangi kemiskinan, menurunkan pengangguran dan mengatasi kesulitan-kesulitan lain dalam masyarakat. Distribusi pendapatan yang tidak merata akan menciptakan kesengsaraan masyarakat secara umum disatu sisi, sedangkan disisi lain akan menciptakan kemakmuran bagi golongan tertentu. Dalam banyak amatan, antara pertumbuhan ekonomi yang pesat dan distribusi pendapatan kerap mengalami trade off yang membawa implikasi bahwa pemerataan dalam pembagian pendapatan hanya dapat dicapai jika laju pertumbuhan ekonomi diturunkan. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak selamanya baik. Dibanyak wilayah, pertumbuhan ekonomi yang tinggi justeru disertai dengan memburuknya distribusi pendapatan atau terjadinya kenaikan ketimpangan relatif. Tidak cukup sampai menyebabkan kenaikan dalam ketimpangan relatif, tetapi juga akan menyebabkan kemerosotan taraf hidup absolut dari golongan miskin.
Simon Kuznets (Universitas Harvard) menyatakan bahwa proses pembangunan ekonomi pada tahap awal umumnya disertai oleh kemerosotan cukup besar dalam pembagian pendapatan, yang kemudian berbalik menuju suatu pemerataan yang lebih besar dalam distribusi pendapatan pada tahap pembangunan lebih lanjut.
Distribusi Antar Golongan Pendapatan (personal size distribution of Income) menjelaskan fenomena penyebaran pendapatan diantara kelas pendapatan tertentu. Distribusi tersebut penting untuk dilihat sebagai potret akibat ketidakmerataan pada kepemilikan sumber daya dan faktor produksi terutama stok modal, distorsi pasar dan sistem regresif perpajakan, sehingga masyarakat miskin secara riil membayar lebih banyak. Akibatnya kelompok masyarakat dengan pendapatan relatif besar (dalam persentase jumlah yang lebih sedikit) dapat mengontol perekonomian in general. Indikasinya, Nampak pada kondisi: (1) Lebih banyak barang mewah yang diproduksi dibandingkan barang kebutuhan pokok; (2) Produksi barang-barang konsumsi dengan import content yang tinggi; (3) Produksi bersifat capital intensive sehingga tidak menyerap tenaga kerja yang cukup.
Indikator-Indikator Distribusi Pendapatan
Kurva Lorenz dan Koefisien Indeks Gini merupakan visualisasi hubungan kuantitatif aktual antara persentase jumlah penduduk penerima pendapatan tertentu dengan persentase pendapatan yang benar-benar mereka peroleh dari total pendapatan selama jangka waktu tertentu.
![]() |
Gambar 1 Kurva Lorenz
Garis diagonal pada kurva Lorenz menunjukkan keadaan pemerataan pendapatan yang sempurna (perfect equality) dalam distribusi pendapatan. Meskipun sebenarnya kurva Lorenz menunjukkan deviasi dari suatu kondisi pemerataan sempurna kepada arah ketidakmerataan. Semakin jauh jarak kurva lorenz dari garis diagonal, maka tingkat pemerataan pendapatan semakin timpang (tidak merata distribusi pendapatannya. Kasus ekstrim nampak pada adanya satu orang saja yang menerima seluruh distribusi pendapatan, sementara orang-orang lainnya sama sekali tidak menerima pendapatan tersebut akan diperlihatkan oleh titik kurva Lorenz yang berhimpit dengan sumbu horizontal sebelah kiri bawah atau kanan atas.
Kriteria penilaian koefisien Indeks Gini ada tiga, yakni : (1) Indeks Gini < 0,4 berarti tingkat ketimpangan rendah; (2) 0,4 < Indeks Gini < 0,5 berarti tingkat ketimpangan moderat; (3) Indeks Gini > 0,5 berarti tingkat ketimpangan tinggi.
Indeks Gini ini dapat dihitung dengan formula:
![]() |
Dimana :
GC = Gini Coefficient (Gini Ratio)
Xi = Persentase Jumlah Penduduk Kumulatif ke-i
yi = Persentase Jumlah Pendapatan Penduduk Kumulatif ke-i
Potret Ketimpangan Masyarakat
Selama tahun 2012-2015, nilai Gini Rasio di Kabupaten Gorontalo berada pada kelompok ketimpangan sedang (moderat) dan secara total terlihat mengalami penurunan. Berdasarkan hasil hitungan gini rasio dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) terlihat bahwa pada tahun 2012 nilai gini rasio Kabupaten Gorontalo adalah sebesar 0,4251 kemudian pada tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi sebesar 0,4401. Pada tahun 2014 nilai gini rasio mengalami penurunan menjadi sebesar 0,4333 dan pada tahun 2015 kembali turun sehingga menjadi sebesar 0,4147.
![]() |
Gambar 2 Gini Rasio Kabupaten Gorontalo Tahun 2012-2015
Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa secara umum ketimpangan pendapatan di Kabupaten Gorontalo selama tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 masih tergolong sedang (moderat). Hal ini ditandai dengan gini rasio yang masih berada pada angka di atas 0,4. Namun demikian, angka ketimpangan ini terlihat terus mengalami penurunan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015.
Gini Rasio yang masih berada pada kelompok ketimpangan sedang di Kabupaten Gorontalo dapat mengindikasikan bahwa hasil-hasil pembangunan yang dilakukan di Kabupaten Gorontalo masih belum dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat Gorontalo. Namun demikian, sejak tahun 2013 sampai tahun 2015 terlihat gini rasio semakin mengecil. Hal ini mengindikasikan upaya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah pada tahun 2013-2015 sangat kecil mengurangi nilai ketimpangan pendapatan di masyarakat Kabupaten Gorontalo walaupun gini rasio masih belum bisa masuk ke dalam kelompok ketimpangan rendah.
Gini Rasio pada tahun 2014 tercatat mengalami penurunan sebesar 0,0068 dibandingkan tahun 2013. Sedangkan tahun 2015 tercatat mengalami penurunan yang lebih besar yaitu sebesar 0,0186 dibandingkan tahun 2014. Penurunan nilai gini rasio ini memberikan gambaran bahwa telah terjadi peningkatan pemerataan pendapatan di Kabupaten Gorontalo. Selain pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pembangunan yang berorientasi pada pemerataan pendapatan perlu terus diupayakan melalui kebijakan-kebijakan yang dibuat.
![]() |
Gambar 3 Kurva Lorenz Kabupaten Gorontalo Tahun 2012-2015
Ketimpangan pendapatan Kabupaten Gorontalo dalam kurun waktu 2012-2015 secara umum dapat dikategorikan kedalam tingkat ketimpangan rendah. Meskipun demikian, hal ini tidak dapat dipandang ringan. Sebab peningkatan jumlah APBD setiap tahun fiscal yang tidak dibarengi dengan penurunan secara signifikan atas Indeks Gini Ratio menjadi tanda tanya besar. Karena hakekat APBD salah satunya adalah mengurangi ketimpangan dalam masyarakat.
![]() |
Gambar 4 Kurva Lorenz Kabupaten Gorontalo Tahun 2012
Pada grafik di atas, Nampak kurva Lorentz menunjukan bahwa garis diagonal merupakan garis bermakna keadaan pemerataan pendapatan yang sempurna (perfect equality) dalam distribusi pendapatan. Kurva Lorenz berwarna orange menunjukkan deviasi dari kondisi pemerataan sempurna kepada arah ketidakmerataan yang terjadi pada tahun 2012. Semakin jauh jarak kurva lorenz dari garis diagonal, maka tingkat pemerataan pendapatan semakin timpang (tidak merata distribusi pendapatannya. Kasus ekstrim dimana apabila hanya ada satu orang saja yang menerima seluruh distribusi pendapatan, sementara orang-orang lainnya sama sekali tidak menerima pendaptan tersebut akan diperlihatkan oleh titik kurva Lorenz yang berhimpit dengan sumbu horizontal sebelah kiri bawah atau kanan atas. Pada Kurva di atas Nampak bahwa luas kurva Lorenz dengan garis diagonal berjarak sebesar 0.4251 ini menunjukan bahwa ketimpangan yang terjadi di Kabupaten Gorontalo berada pada kategori moderat. Untuk melihat perkembangan pembangunan berikutnya, bias dilihat pada kurva Lorenz pada tahun berikutnya yakni 2013.
![]() |
Gambar 5 Kurva Lorenz Kabupaten Gorontalo Tahun 2013
Ternyata, berdasarkan grafik di atas, nampak bahwa luas kurva Lorenz dengan garis diagonal makin melebar sehingga berjarak 0.4401. Ini menunjukan bahwa pembangunan yang dilaksanakan pada tahun sebelumnya tidak dapat meminimalisir ketimpangan yang terjadi di Kabupaten Gorontalo. Meskipun angka ini masih berada pada kategori moderat, namun pergerakan deviasi antara garis diagonal dengan kurva Lorenz bukan semakin menyempit, malah sebaliknya. Untuk melihat perkembangan pembangunan berikutnya, bisa dilihat pada kurva Lorenz pada tahun berikutnya yakni 2014.
![]() |
Gambar 6 Kurva Lorenz Kabupaten Gorontalo Tahun 2014
Berdasarkan grafik di atas, nampak bahwa luas kurva Lorenz dengan garis diagonal makin menyempit sehingga berjarak 0.4333. Ini menunjukan bahwa pembangunan yang dilaksanakan pada tahun bisa dikategorikan meminimalisir ketimpangan yang terjadi di Kabupaten Gorontalo. Meskipun angka ini masih berada pada kategori moderat, namun pergerakan deviasi antara garis diagonal dengan kurva Lorenz masih terkesan lebar. Untuk melihat perkembangan pembangunan berikutnya, bisa dilihat pada kurva Lorenz pada tahun berikutnya yakni 2015.
![]() |
Gambar 7 Kurva Lorenz Kabupaten Gorontalo Tahun 2015
Hasil perhitungan menunjukan bahwa luas kurva Lorenz dengan garis diagonal makin melebar sehingga berjarak 0.4147. Ini menunjukan bahwa pembangunan yang dilaksanakan pada tahun sebelumnya signifikan dapat meminimalisir ketimpangan yang terjadi di Kabupaten Gorontalo. Meskipun angka ini masih berada pada kategori moderat, namun pergerakan deviasi antara garis diagonal dengan kurva Lorenz semakin menyempit.
Simpulan
Kabupaten Gorontalo dikategorikan ke dalam kelompok dengan distribusi pendapatan rendah. Oleh karena itu, kebijakan-kebijakan pembangunan yang bertujuan untuk memperbaiki distribusi pendapatan masyarakat layak diprioritaskan di kabupaten ini. Program-Program Prioritas daerah merupakan solusi untuk memperkecil ketimpangan, sembari distribusi yang adil berdasarkan wilayah pelaksanaan program merupakan bagian yang tak terpisahkan. (B5Y-09)
Tag: Info Publik